Tantangan dan Strategi Membangun Persahabatan di Usia 30an
Halo dear perempuan single di usia 30an!
Pembahasan tentang perempuan single di usia 30an memang nggak ada habisnya, ya. Kali ini, aku bakal gali lebih dalam terkait tantangan dan strategi dalam membangun persahabatan di usia 30an.
Tantangan Psikologis dalam Persahabatan pada Perempuan Single Usia 30an
- Kesepian dan Isolasi Sosial: Fase menjadi single di usia 30an dapat menimbulkan rasa kesepian dan perasaan terisolasi. Teori psikologi sosial menyoroti bahwa manusia memiliki kebutuhan akan keterhubungan sosial yang kuat. Saat teman-teman dekat memasuki fase baru dalam hidup, seperti menikah, kamu mungkin merasa kehilangan sebagian dari sumber dukungan sosial yang biasanya kamu andalkan.
- Perubahan Prioritas dan Kehidupan: Perubahan dalam kehidupan teman-teman dekat dapat mempengaruhi dinamika persahabatan. Mereka yang menikah atau memiliki keluarga mungkin memiliki prioritas yang berbeda, sehingga komunikasi dan waktu yang bisa dialokasikan untuk pertemanan menjadi terbatas.
- Perasaan Tertinggal dan Tersisihkan: Ketika kamu merasa kesulitan menjaga komunikasi yang baik dengan teman-teman yang sudah menikah, ini bisa memicu perasaan tertinggal dan tersisihkan. Terutama jika kamu melihat mereka memiliki rutinitas dan kesibukan yang berbeda dari kamu, hal ini dapat meningkatkan perasaan kesepian dan perasaan tidak termasuk dalam lingkaran sosial mereka.
- Penyesuaian dengan Perubahan: Salah satu tantangan psikologis utama adalah proses penyesuaian dengan perubahan dalam dinamika persahabatan. Kamu perlu belajar menerima dan mengelola perubahan ini dengan bijaksana, serta mencari cara baru untuk tetap terhubung dan merawat hubungan yang ada.
- Perbandingan Sosial: Tantangan lainnya adalah menghindari perbandingan sosial yang merugikan. Melihat teman-teman yang sudah menikah atau memiliki keluarga bisa membuatmu merasa kurang berhasil atau tidak memadai. Penting untuk mengingat bahwa setiap individu memiliki perjalanan hidupnya sendiri, dan tidak ada satu standar kesuksesan atau kebahagiaan yang berlaku untuk semua orang. Menemukan kepuasan dan makna dalam keadaanmu sendiri adalah kunci untuk mengatasi perbandingan sosial yang merugikan.
Memahami Dinamika Persahabatan di Usia 30an
Pertemanan di usia 30an memang memiliki dinamika yang berbeda dari masa-masa sebelumnya. Tak lagi seintens masa kuliah yang penuh dengan obrolan hingga larut malam dan kebersamaan yang terasa tanpa batas.
- Perubahan Prioritas dan Tanggung Jawab: Di usia 30an, perempuan sering mengalami perubahan prioritas dan tanggung jawab yang memengaruhi dinamika persahabatan. Teori psikologi perkembangan menunjukkan bahwa fase ini merupakan periode penting dalam mengeksplorasi identitas dan membangun hubungan yang lebih stabil dan matang.
- Kualitas Lebih Penting daripada Kuantitas: Psikologi sosial menyoroti pentingnya kualitas dalam persahabatan di usia 30an. Meskipun jumlah teman mungkin berkurang, hubungan yang lebih dalam dan bermakna dapat meningkatkan kesejahteraan psikologis dan emosional seseorang. Ini menggarisbawahi pentingnya memilih teman yang benar-benar peduli dan mendukung.
- Selektivitas dalam Memilih Teman: Psikologi kepribadian menekankan bahwa di usia 30an, seseorang cenderung menjadi lebih selektif dalam memilih teman. Hal ini karena adanya kesadaran akan keterbatasan waktu dan energi yang dimiliki, serta dorongan untuk menjaga keseimbangan antara kehidupan pribadi dan sosial.
- Adaptasi terhadap Perubahan: Psikologi menekankan pentingnya adaptasi terhadap perubahan dalam dinamika persahabatan. Seseorang perlu belajar menerima perubahan tersebut dengan bijaksana dan menyesuaikan diri dengan peran dan tanggung jawab baru dalam hubungan pertemanan.
- Mengatasi Tantangan dan Menemukan Kedamaian Batin: Psikologi klinis menyoroti pentingnya mengatasi tantangan psikologis seperti perasaan kesepian, perasaan terpisah, dan perubahan dalam hubungan pertemanan. Ini melibatkan pengembangan strategi koping yang sehat, peningkatan keterampilan sosial, dan pencarian makna dalam hubungan interpersonal.
Strategi Psikologis untuk Mengatasi Tantangan Persahabatan di Usia 30an
- Empati dan Pengertian: Penting untuk memahami bahwa perubahan dalam kehidupan teman-teman adalah bagian alami dari perjalanan pribadi mereka. Dengan mengasah kemampuan empati dan pengertian, kamu bisa menerima perubahan tersebut tanpa merasa tersingkirkan.
- Komunikasi Terbuka: Komunikasi yang jujur dan terbuka merupakan kunci untuk menjaga hubungan yang sehat. Dengan berbicara terus terang tentang perasaan dan pikiran kamu, serta berusaha memahami perspektif orang lain, kamu bisa memelihara hubungan tanpa harus merasa jarak yang terlalu jauh dengan teman-teman. Membuat jadwal pertemuan walau tidak seintens sebelumnya dapat menolong kamu tetap terhubung dengan sahabatmu.
- Mencari Teman Baru: Meski terasa sulit, mencari teman baru bisa menjadi langkah penting untuk mengatasi perasaan kesepian. Menurut psikologi perkembangan, menjalin hubungan dengan berbagai orang dapat membantu kamu tumbuh dan berkembang sebagai individu. Cobalah untuk terbuka terhadap kemungkinan bertemu orang baru, baik melalui kelompok hobi atau komunitas yang kamu sukai. Siapa tahu, di sana kamu akan menemukan koneksi yang baru dan berharga.
- Belajar Menikmati Kesendirian: Manfaatkan waktu luangmu untuk melakukan hal-hal yang kamu nikmati. Jelajahi minat dan hobi baru, ambil kelas atau kegiatan yang kamu sukai, atau habiskan waktu dengan self-care untuk meningkatkan kesejahteraanmu sendiri. Enjoy your own company!
- Cari Dukungan Emosional: Temukan seseorang atau sekelompok orang yang bisa menjadi tempat curhatmu. Bisa saja ini adalah teman lama, anggota keluarga, atau bahkan konselor/psikolog yang dapat memberikan dukungan dan pemahaman terhadap dirimu.
- Jaga Keseimbangan Hidup: Selalu penting untuk menjaga keseimbangan dalam hidupmu. Sisihkan waktu untuk pekerjaan, hobi, hubungan sosial, dan waktu sendiri. Hal ini dapat membantu mengurangi tekanan dan stres yang mungkin muncul karena kesepian.
Pengalaman Pribadiku
a. Enjoy my own company
Di usia 30an aku semakin menikmati my own company, kesendirian tidak lagi menyiksa. Aku suka menghabiskan weekend sendirian maupun bersama teman, dua-duanya bisa menjadi waktu berkualitas yang bisa aku nikmati.
Aku tidak merasa diriku menyedihkan menghabiskan weekend di apartemen, sementara orang lain di media sosial sibuk menghabiskan waktu weekend di luar rumah.
Aku tidak lagi membandingkan caraku menghabiskan waktu dengan cara orang lain, aku benar-benar mencari tahu apa yang aku sukai dan menikmatinya. Aku tidak lagi FOMO dengan melakukan apa yang sedang tren, cukup dengan apa yang suka.
b. Memperbaiki sudut pandang tentang sahabat
Aku menyadari bahwa satu sahabat tidak akan memenuhi semua ekspektasiku terhadap sahabat, maka aku memiliki beberapa sahabat. Ada yang cocok diajak ngobrolin kerjaan, ada pula yang cocoknya diajak kulineran, ada yang cocok bahas masa depan jangka panjang dan ada yang menolongku merawat diri dan sambat setiap waktu 😀
Percaya deh, kamu akan kecewa jika mengharapkan satu orang sahabat memenuhi semua ekspektasimu. Manusia nggak ada yang 100% menyukai hal yang sama denganmu. Lagian dia akan lelah jika setiap hari kamu hujani dengan semua hal yang ingin kamu bahas bukan?
Jadi sangat normal punya banyak sahabat dekat 🙂
c. Peka dengan potensi relasi bermakna yang ada di sekitarku
Di usia 30an aku bertemu dengan beberapa teman baru yang akhirnya menjadi sahabat. Mereka kutemukan di kantor, area yang seringkali dianggap “tidak aman” untuk menambah teman baru. Di media sosial berseliweran konten-konten yang melarang kamu untuk mempercayai dan membangun relasi dengan teman kerja bukan?
Aku tidak menelan semuanya mentah-mentah, tapi mencoba membuka diri berteman sembari menilai siapa yang cocok dijadikan teman dekat dan sekedar rekan kerja. Dengan membuka diri, seiring waktu aku bertemu dengan beberapa teman yang cocok dan bisa menjadi teman sharing mendalam.
Aku mendapatkan beberapa support system baru dan itu sangat membantuku terus menikmati hidup dan bertumbuh sampai saat ini. Pulang kantor bisa quality time dengan teman kantor seru loh! Tapi hati-hati, jangan salah pilih teman ya.
Jadi, gimana denganmu? Di mana kamu bertemu dengan teman-temanmu yang saat ini ada di hidupmu? Yuk, ceritakan pengalamanmu di kolom komentar.
Selamat membangun persahabatan baru!
Luv,
er