TuntunanMu Nyata dalam Hidupku
dengan Tuhan. Pertolongan dan tuntunan yang begitu nyata dalam hidupku. Pada
bulan Mei, penantianku berakhir untuk sebuah kesempatan mendapatkan beasiswa ke
Taiwan. Aku dinyatakan tidak lulus. Tidak sedikitpun kesedihan merasuki hatiku,
karena jujur saja, aku lebih siap untuk tidak lulus dibandingkan harus
menjalani pendidikan disana dengan jurusan yang aku ambil tersebut. Aku
bersyukur Tuhan menutup jalanku kesana, sehingga aku kembali ditegur untuk
setia menggumulkan panggilan hidupku. Kuakui banyak sekali mujizat yang Tuhan
nyatakan kepadaku dalam persiapan beasiswa tersebut mulai Oktober-April, aku belajar banyak hal
baru, menambah pengalaman, belajar karakter orang-orang di sekitarku, dan
melihat dengan nyata orang-orang yang dengan tulus mau menolongku dan
mengasihiku. Mereka sangat sweet, percaya padaku dan aku merasakan kasih
persekutuan dari mereka semua. Banyak pelajaran yang kuambil. Mungkin ini
adalah bagian dari proses yang Tuhan rencanakan bagiku, untuk mengajarkanku
sesuatu yang suatu saat akan kusadari manfaatnya.Aku bahkan melalui banyak masa meratap kepada Allah, salah satunya dalam postingan masa meratap kepada Allah , masa dimana aku banyak bertanya mengenai kehendakNya, masa pergolakan emosional dalam diriku, masa-masa mengalami iman dan mujizat masalah dana, ah sungguh terlalu panjang untuk diceritakan.
juga masa di mana aku menetralkan hatiku dari kegalauan karena kedekatanku
dengan sebut saja A menurutku tidak dapat dilanjutkan. Aku berdoa meminta petunjuk dari Tuhan, apa
yang sebenarnya Tuhan kehendaki. Amazing, Tuhan meneguhkan hatiku untuk tidak
lagi mengharapkan apa-apa dari kedekatan ini. Tuhan tidak menginginkan semua
ini dilanjutkan, Tuhan menunjukkannya dengan restu yang tidak diberikan orang
tua dan perubahan sikapnya yang tidak dewasa. Setelah meyakini konfirmasi dari
Tuhan, aku lega, tenang, tidak lagi memikirkan pendekatan kami yang harus
berakhir. Aku semakin melihat bagaimana dirinya dan perjuanganku selama ini
untuk menerima dia apa adanya dan menanti perubahannya harus diakhiri. Tuhan
menetapkan dia bukan sebagai teman hidupku, namun sebagai teman yang kehidupan
rohaninya harus kuperhatikan dan kudoakan. Pada saat itu aku komitmen untuk
memurnikan hati dari semua pria yang ada di sekitarku. Aku ingin mengosongkan hatiku
dari siapapun. Dari A yang beberapa bulan ini dekat, dari B yang selama
3 tahun kemarin berhasil buat aku ga move on, dan dari C yang dijodoh-jodohin
pemuda dengan hebohnya karena kami sangat sering bersama untuk mengerjakan
skripsinya dan mengurusi orang lain(ntah kenapa sering bersama untuk urusan yang berhubungan dengan orang lain). Aku ingin memurnikan hatiku sehingga aku
dapat tenang dan berdoa dengan setia untuk seorang teman hidup dari Tuhan. Aku
ingin focus mempersiapkan diriku menjadi seorang wanita yang siap mendampingi
pria yang saleh itu, walau aku tidak tau siapa dia saat ini. Aku sangat
ditolong oleh buku “When God Writes Your Love Story”. Aku diingatkan untuk
terus menjaga kekudusan hidupku dalam penantianku, mempersiapkan diri dengan
baik dalam banyak aspek. Aku membuat beberapa proyek ketaatan yang akan kukerjakan
di bulan Juni, walaupun setelah kuevaluasi aku hanya sanggup mengerjakannya di
awal hahaha..
lulus beasiswa. Satu sisi aku merasa telah menyiakan waktu, satu sisi aku
menyadari ini adalah cara Tuhan untuk mempersiapkanku dengan baik. Aku belajar
lagi tentang visi pribadi, melalui banyak hal Tuhan bukakan kepadaku bagian apa
yang harus kukerjakan. Karena jujur saja, aku tiba pada keadaan blank, ga tau
mau kerjain apa. Kembali melihat lowongan NGO, hampir setahun ini aku tidak
menemukan NGO yang cocok untuk kumasuki. Sementara aku masih ingin berada di
Medan. Satu persatu Tuhan singkapkan rencanaNya.
Dia menutup jalanku memasuki
NGO. Lowongan yang banyak malah lowongan untuk HRD, sungguh aku kurang
berminat. Tapi aku mengirim ogah-ogahan lamaran online sebagai trainer dan hrd,
menutupi rasa bersalah pada orang tua karena belum juga melamar pekerjaan. Aku
terus berdoa meminta Tuhan menjawab doaku untuk memurnikan hatiku dan untuk
sebuah visi dan pekerjaan.
bulan Juni, satu persatu Tuhan menjawab doaku dengan caraNya. Dan aku
benar-benar menyaksikan betapa tingginya selera humor Tuhan. Aku tertawa dan
dengan santai mengikuti saja caraNya Tuhan menjawab semuanya. Hari itu, masih
akhir Mei, aku dapat kabar kalau tiba2 si B pulang kampung. Wow, uda 5 tahun
ga pulang…………….dengan cara Tuhan dia harus pulang karena ada insiden yang
menyebabkan keluarganya ga bisa lama-lama di Jogja waktu dia wisuda. Akhirnya
pada tanggal 2 Juni 2014, aku dapat kesempatan menyelesaikan semuanya dengan
dia. Tuhan sangat baik dan waktuNya sungguh tepat. Aku ingat postingan The art of waiting , masa-masa dimana aku berlatih percaya akan janji Tuhan, dengan seni menunggu yang penuh ketidakpastian namun tetap memiliki harapan di dalamNya. Kami sepakat bertemu di ayam
penyet Djoko Solo, tapi ga jadi. Akhirnya kami harus ketemu di kosan D (adiknya) di kosanku dulu yang sekarang jadi kamar adiknya. Serius, itu tempat nostalgia pake banget. Di kosan itu dulu dia
izin mau UM UGM, di kosan itu aku mulai mendoakan dia, menerima dia sebagai
pacar, banyak berdoa dan menangis untuk dia. Banyakkkk sekali kenangan yang
muncul pada saat itu. Sungguh aku heran dengan cara Tuhan. Kenapa harus
ditempat itu?sakit Tuhan..apalagi ternyata kami harus ngobrol di kamar D
yang dulunya adalah kamarku. Saksi bisu untuk semua kisah LDR kami, kisah
bahagia dan sedih semuanya aku lalui disana. Hanya Tuhan yang tahu bagaimana
rasanya pada hari itu. Tapi aku bisa dengan santai melalui semuanya, aku
ngobrol seperti biasa tanpa terkesan menyimpan luka lama yang sudah menahun.
Walaupun singkat, kami akhirnya membicarakan kembali hubungan kami dahulu,
menyelesaikan semuanya dengan baik. Aku bersyukur untuk ka E dan temanku F di
tempat itu, yang merupakan kk rohani dan sahabat kami, yang mengetahui semua perjalanan yang kami lalui. Pada akhirnya hal yang kudoakan dan kutunggu bertahun-tahun dijawab
oleh Tuhan,lagi-lagi Tuhan membuktikan jaminan jawaban doa dengan caraNya, pada waktuNya. Aku senang, tenang, dan tidak
memikirkan hal itu lagi. Satu kasus lagi selesai Tuhan. Aku sudah dapat
memurnikan hatiku dari A dan B. Bagaimana dengan C yang setiap hari
dicie-ciein dan dijodoh-jodohin hampir semua pemuda? Ah, pokoknya aku mau
memurnikan hati!! Selalu begitu jawabku kepada mereka. Aku sedang netral
kepadanya, aku menganggapnya sahabat yang baik dan kukasihi dengan tulus. Aku
ingin dia segera menyelesaikan pertandingannya, aku ingin dia bangga pada dirinya sendiri, tidak
minder dan berani menatap masa depan bersama Tuhan. Sering sekali aku berdoa sampai menangis di hadapan Tuhan untuk dirinya, untuk dia yang begitu baik dan sangat kukasihi sebagai sahabatku. Mengerang dan meratap kepada Tuhan untuk memulihkan hatinya, memanajemen pikirannya dan fokus untuk pertandingannya.
kami makin jarang bersama, aku juga tidak menyadari dan mengetahui mengapa hal itu
bisa terjadi. Yang aku tau dia yang menghindariku, mungkin aku terlalu cerewet
dan merepeeeet aja kerjaan ama dia. Semua orang berharap aku banyak membantu
skripsinya, mau gimana aku pun udah harus sibuk mencari pekerjaan, karena menurutku
sudah waktunya. Mungkin aku memang ga bisa menunggu dia selesaikan skripsinya
dulu, sudah begitu lama. Sebelumnya aku rindu dia sidang barulah aku bekerja,
makanya aku kasi target Juni tahun ini. Seiring dengan seringnya aku bersama C, dari hasil sharing dan diskusi kami, aku menemukan sesuatu dalam diriku(sebenarnya
ini udah dari bulan Mei). Maaf ini bukan mengenai perasaan.hahaha..aku merasa
aku harus mengupgrade lagi kemampuan konselingku. Aku sering merasa gagal
menjadi pendengar yang baik untuk dia, sehingga aku kurang memahami apa yang
menjadi masalahnya, bagaimana perasaannya,apa yang menjadi beban terberat dalam
pikirannya. Sering sekali aku menyela, memberi nasihat, memarahinya, padahal
aku belum selesai mendengarkannya dengan baik. Aku kembali merenungkan apa
motivasi awalku masuk Psikologi, kembali mengevaluasi hidupku selama ini, hal
apa yang Tuhan bentuk dalam diriku, pengalaman2 yang aku yakini Tuhan adakan
untuk mempersiapkanku mengerjakan panggilan pribadiku. Aku tersadar, aku
terbiasa menjadi tempat berbagi orang lain, prinsipku dari dulu “sharing is
caring” (pernah aku posting sharing is caring , pada saat aku sedang bergumul dengan perananku sebagai “konselor” bagi orang di sekitarku, tanpa kusadari itu proses pembentukan Tuhan dalam hidupku).. Aku mengingat mungkin udah ratusan orang menjadi “klien” gratisku
selama ini. Ga peduli lagi sedih senang aku suka mendengarkan mereka, berbagi
banyak hal dan kondisi mereka. Berbicara memang udah hobiku. Hhaa..
Kudus, di gereja, ibadah2, saat teduh, dan lainnya, banyak membukakan mengenai
Roh Kudus, peranannya, dan paling khusus mengingatkanku akan karunia. Aku
kembali mengevaluasi, karunia yang aku miliki. Dan aku meyakini bahwa karunia
tersebut merupakan “alat” yang Tuhan ingin kita gunakan secara maksimal dalam mengerjakan
panggilan hidup. Akhirnya aku semakin dikuatkan, karena karunia yang kumiliki
adalah berbicara dengan hikmat. Kemudian aku baca status ka Herna, intinya
pengalaman yang kita alami adalah cara Tuhan mempersiapkan kita mengerjakan
visi. Wow,sungguh dikuatkan lagi. Aku juga khotbah dengan thema beranjak dari
zona nyaman, dan aku diingatkan untuk keluar dari zona nyaman selama ini, baik
dalam harapan pekerjaan, lebih meyakini cara Tuhan menuntun.
aku menyimpulkan semuanya, aku terpanggil menjadi seorang konselor. Tapi dimana?
zona nyamanku selama ini. Dan Tuhan tunjukkan cara. Aku teringat ke seorang kk senior yaitu ka Yani,
yang menjadi konselor sekolah di Bina Nusantara, yang pada akhirnya aku tahu
nama divisinya Solusi Talent Development. Aku banyak berbagi dengan ka Yani.
Ternyata ka Yani mau resign dan mereka jadi butuh konselor baru. Kebetulan mereka
butuh tester selama beberapa hari, jadi aku juga ikut sebagai tester dan
korektor (Aku ingat tahun lalu gaji pertamaku sebagai tester kubelikan baju
sebagai kado ulang tahun C, ga dipake karena kebesaran LOL. Gaji tahun ini
juga sebagian dipakai untuk beli kado ultah dia,semoga yg ini berguna walau ga
yakin). Aku doakan dan memutuskan mengirim lamaran kesana juga ke sekolah Y
yang juga buka penerimaan guru BK. Kamis, 19 Juni 2014 (Ultah C), aku
pertama kali mengikuti psikotes untuk bekerja, di Binus. Jum’at mendapat telp
dari Binus juga sekolah Y, untuk interview di Sabtu.. wew, dua interview
sekaligus. Tempatnya jauh banget lagi, dan ga ada yang bisa antar aku.
nekat pergi sendiri, dan optimis pasti diterima di salah satu…ahahha..ternyata
di sekolah Y diterima sebagai BP,bukan BK. Karena masih memiliki kemungkinan
untuk konseling, aku terima. Uda dekat ama kepsek dan uda berdoa tadi pas masuk
gerbang. Eh eh eh, pas cerita ama yayasan ga oke, gajinya ga nahan bok..hiks,
ga sanggup la aku dengan gaji segitu.. memang gaji bukan yang utama, tapi klo
miris to the max ya ga juga kan.. lagian bukan jadi konselor seperti yang
kudoakan, karena konselor mereka baru terima kontrak dengan Binus ternyata. Oh,
sedih itu pasti.. pas permisi dari kepsek dan keluar gerbang rasanya nyesek.
Tapi aku berusaha optimis aja, masih ada interview untuk Binus. Sampai disana
tercengang, banyak senior,junior,dari kampus lain, yang interview dan psikotes.
Wew, apa mungkin aku diterima disini? Banyak saingannya. Tapi ntah kenapa tetap
yakin bahwa Tuhan yang menuntunku kesini, dan Dia pasti akan berikan aku
kesempatan Ini. Bener aja,siap interview aku pulang. Malamnya ka Yani bbm ,
katanya aku yang diterima. Tapi ditempatkan di sekolah Y. Asli ngakak,
kekeh,guling2. Tuhan punya selera humor yang tinggi. Aduh rencana apasih yang
sedang Tuhan buat untukku? Aku diisi kembali dalam seminar perkantas besoknya,
themanya“ Kingdom Calling”, semakin diteguhkan dan dipersiapkan memasuki dunia
pekerjaan. Semuanya serasa begitu tepat waktu.
dengan pak Ar**,pimpinan, abis dikhotbahin sama bapak. Di akhir interview aku nanya:
“Jadi saya diterima atau tidak pak?” bapak menjawab: “Jika Tuhan sudah mengutus
kamu ke perusahaan ini dengan hati yang murni, siapalah saya Ar**, tidak
menerima kamu disini”. Wow,aku terharu,mewek. Aku benar2 merasakan tuntunan
Tuhan dalam perjalanan ini, indah sekali..Akhirnya aku mulai bekerja di STD,
sebagai konselor sekolah mulai tanggal 25 Juni 2014.
Ternyata humornya Tuhan ga sampai disitu aja.
Ternyata aku diarahkan kesana kemarin, justru supaya aku ga ditempatkan disana.
Nah lo?? Pihak yayasan sekolah Y jadi tau klo konselor yang akan ditempatkan di
sekolah mereka belum berpengalaman, dan mungkin pihak yayasan uda agak kesal
samaku karena menolak mereka kemarin. Yaudah, aku ga jadi ditempatkan disana.
Aku ga masalah, kemanapun aku siapkan hati. Aku percaya ko apapun itu smua
adalah rancangan Tuhan. Dan sejauh ini aku ditempatkan di sekolah Z,swasta terbaik di Medan menurut versiku, masi degdegan
karena pihak yayasan belum konfirmasi aku diterima atau ga.. semoga diterima.
Klo Tuhan menghendakiku disini, pasti diterima ko.. percaya sama Tuhan. Tapi ga
ngerti juga kenapa harus ke sekolah elit begini, padahal selama ini merasa
terpanggil ke orang miskin. Kita liat aja maunya Tuhan itu gimana, aku ngikut
ajala ya Tuhan.
mengajariku banyak hal, ga dituntut langsung mandiri. Menyenangkanlah sejauh
ini. Baru tau juga perusahaan ini basicnya pembinaan Kristiani, banyak buku
rohani di perpustakaan, kita juga bekerja diarahkan untuk tetap melayani Tuhan
melalui pekerjaan kita. Semoga semakin menikmati disini. Awalnya masi dilema
pengen coba PNS dan beasiswa Taiwan, namun melihat tuntunan Tuhan yang begitu
jelas, aku mengurungkan niatku itu. Aku yakin, Tuhan menuntunku sejauh ini
bukan untuk langsung ditinggalkan begitu saja. Aku mau taat dan menjalani
dengan baik
Berhubung tulisan ini lama menjadi draft, jadi uda banyak perkembangannya. Pertanggal 10 Juli 2014 aku resmi menjadi konselor di sekolah Z ini. Setelah disetujui oleh kepala sekolah, wakasek, dan dua orang bapak dan ibu yayasan. Puji Tuhan. Selamat mengabdikan diri, mari menolong para remaja memahami tujuan hidup dan menemukan panggilannya masing-masing. Nantikan tulisan saya selanjutnya,kalau amburadul harap maklum..yang penting intinya sampai haha..bisa paham kan isi tulisannya?fufufufuf…
Ini masih awal dari semuanya, aku percaya Tuhan masih menginginkanku terus berdoa dan bertanya, bagaimana dengan mimpi dan harapanku selama ini berhubungan dengan lansia, kemiskinan, NGO,dan lainnya. Kita lihat saja skenario Allah, yang pasti saat ini aku meyakini Tuhan menuntunku kesini, sejauh ini, dan Dia memiliki rencana untukku disini..:)Terus menguji dan berdoa..