Mental Health,  Personal Stories

Sharing Is Caring

Sharing is caring, salah satu prinsip yang membuatku bersedia untuk berbagi dengan orang lain, bercerita tentang diriku, apa yang kualami, yang kurasakan kepada teman-temanku.
Dan memberikan diriku, waktuku, telingaku, perasaanku, emosiku, supaya mereka tau aku ada untuk mereka dengan setumpuk beban di pundak mereka.aku ga ingin ada orang yang merasa sendirian..
Seringkali menjadi pendengar itu  menyenangkan, ketika mereka menceritakan hal-hal bahagia yang sedang mereka rasakan. ikut tertawa, ikut bersukacita, ikut merasakan kegembiraan kalian..:D
Tapi sadarkah kalian sahabat, sering sekali emosiku tercabik-cabik mendengarkan kalian, ingin berteriak, masalahku jauh lebih berat, aku sama rapuhnya saat ini, ketika kalian bercerita bertepatan dengan masa-masa aku ingin didengar. dan kalian datang berulang kali dengan masalah yang sama, padahal mulutku sudah berbuih dengan saran-saran pada sharing sebelumnya..Adakah kalian mengingatnya?
Aku bukan sedang mengeluh, tapi ingin pengertian kalian. Mengertilah bahwa aku tidak selalu siap sedia mendengar keluh kesah kalian, tidak siap menjadi tong sampah kalian senantiasa.
Kelemahanku sebagai seorang konselor, terbawa emosi dengan semua yang diceritakan oleh kalian, ini memang disebut empati, tapi sering sekali apa yang disebut empati ini menyulitkanku, mengubah moodku menjadi negatif.
Sadarkah kalian, aku sering menjadi tempat kalian menumpahkan emosi kalian, kemarahan kalian, dan itu mengusikku. Kalian memarahiku ketika aku tidak sependapat dengan kalian, mengenai pandangan-pandanganku tentang permasalahan kalian, orang-orang yang sedang kalian kesalkan,
haruskah aku selalu ikut menyalahkan mereka demi menyenangkan hati kalian? kalian meninggikan suara kepadaku, emosi yang meluap-luap itu tumpah kepadaku, setelahnya kalian lega, dan aku keriput.
sering sekali ketulusan hatiku diartikan berbeda oleh kalian,tahukah kalian aku kerap bersedih dan bercucuran air mata ketika kalian tidak dapat memahami kasihku, betapa inginnya aku bisa melegakan hati kalian. Namun aku tetap bersyukur untuk kepercayaan yang kalian berikan padaku. Kalian mau menceritakan semua hal dalam hidup kalian, aku merasa beruntung.
Namun aku juga meminta pengertian kalian sobat, aku juga manusia biasa.
Ketika aku lelah mendengarkan kalian, berhentilah sejenak berbicara dan memaksaku untuk terus ada bagi kalian. Ketika aku diam, mengertilah bahwa aku membutuhkan sedikit ruang untuk diriku..
maafkan aku untuk ketidaksediaanku, untuk kediamanku..
terimakasih telah mempercayaiku

cengennnnggggg!!!!!
;'(

NB: untuk teman2 yang merasa kehilangan diriku
untuk adik2 yang sering kunasihati, kumarahi dalam kasihku
untuk seorang adik yang belum memahami kasihku
untuk semua orang terkasih yang kurindukan

3 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *