Rangkuman Buku Pastoral Konseling oleh Yakub Susabda, Ph.D. (Jilid 2)
Judul Buku : Pastoral Konseling: Pendekatan Konseling Pastoral Berdasarkan Integrasi Teologi dan Psikologi
Jumlah Halaman : 246 halaman
Penerbit : BPK Gunung Mulia
Cetakan : I
BAB I
KEUNIKAN SKOP PELAYANAN PASTORAL KONSELING, BAGIAN PERTAMA:
MASALAH-MASALAH UMUM
Dimensi spiritual sebagai inti dasar pelayanan pastoral konseling membuat pelayanan ini dapat menjangkau masalah-masalah hidup manusia dengan sangat luas. Pelayanan ini dapat menyentuh inti kebutuhan hidup manusia yang terdalam, yaitu berdamai dengan Allah dengan perantaraan Yesus Kristus sebagai juruselamat manusia (Roma 5:1).
Pendekatan pastoral konseling memandang bahwa tidak ada kasih, sukacita, damai, pengharapan dan sebagainya yang sejati di luar konteks dimensi spiritual manusia. Karena semua permasalahan hidup manusia tidak terlepas dari dosa, sehingga kebutuhan manusia yang terdalam adalah selesai dengan dosa sehingga merasakan sebuah kemerdekaan dalam Tuhan. Dosa merupakan unsur yang sangat serius dibalik setiap permalasahan mental manusia, karena keberdosaan manusia menciptakan kecemasan spiritualitas, yang mempengaruhi seseorang mengalami moral sickness dan sikap tidak mau bertanggungjawab.
Pastoral konseling sebagai pendekatan integrasi teologi dan psikologi dapat menjadi solusi atas permasalahan-permasalahan manusia normal seperti kemarahan, cemburu/iri hati, kecemasan, rendah diri, kesepian, rasa bersalah, dan dukacita. Semua permasalahan ini dapat dialami manusia normal, yang dapat mengganggu keefektifan hidup apabila tidak segera diatasi. Dalam bab ini dapat dilihat bahwa setiap permasahan tersebut memiliki berbagai macam penyebab, dan merupakan akar dari banyak permasalahan-permasalahan yang lain. Apabila permasalahan ini tidak segera diatasi, tentu dalam diri manusia akan timbul banyak permasalahan yang lebih berat dan lebih sulit untuk diselesaikan.
Dalam bab ini dijelaskan bagaimana cara mengasi masing-masing permasalahan dengan pendekatan pastoral konseling yang terintegrasi, sehingga manusia tidak sekedar mengandalkan source dari dalam diri, tetapi bersandar penuh kepada firman Tuhan dan kebutuhan manusia akan Allah.
BAB II
KEUNIKAN SKOP PELAYANAN PASTORAL KONSELING, BAGIAN KEDUA:
MASALAH-MASALAH KHUSUS
Pada bab ini penulis mengajak pembaca untuk menggumuli masalah-masalah khusus yang bersangkut paut dengan dimensi kehidupan yang bersifat “pribadi”. Masalah khusus dimaksudkan disini tergantung penilaian orang yang bersangkutan, masalah seperti apa yang realitanya berusaha disembunyikan dan hanya menampilkan symptom secara umum. Penulis membagi ke dalam tiga bagian, yaitu pacaran, pernikahan, dan permasalahan dalam kehidupan keluarga yang dibagi menjadi dua bagian yaitu pendidikan anak dan watar buruk dan korbannya.
Pacaran, adalah proses pengenalan dua pribadi secara khusus dimana interaksi diantara keduanya haruslah semakin mendalam sampai mencapai tujuan bersama yaitu pernikahan. Penulis mengingatkan bahwa dalam masa berpacaran anak Tuhan harus mampu mengontrol instinct, karena terkadang anak muda dapat memiliki ketertarikan kepada beberapa orang sekaligus. Maka haruslah meminta pimpinan Tuhan untuk menentukan teman hidup yang terbaik dan menjalani proses berpacaran dalam kekudusan.
Memasuki masa pernikahan, pasangan harus memahami keunikan pernikahan kristen yaitu inisiatif Allah untuk mempersatukan dua anak manusia, memiliki tujuan supaya manusia merasakah kasihNya dan bersama-sama mengerjakan misi Allah di bumi. Tujuan pernikahan kristen dapat dicapai dengan memahami bagaimana Allah menginginkan pernikahan yang teratur dan peranan suami istri dalam pernikahan.
Masalah dalam keluarga sering sekali terjadi dengan adanya gap antara orang tua dengan anak, terjadi karena akar dosa dalam diri anak dan orang tua,kurangnya pengetahuan orang tua tentang prinsip mendidik anak, serta ketidakmampuan untuk saling mengutamakan satu sama lain. Gap dalam keluarga harus segera diatasi dengan disiplin pendidikan kristen dan kesehatian orang tua juga anak.
BAB III
KEUNIKAN SKOP PELAYANAN PASTORAL KONSELING, BAGIAN KETIGA:
PSIKOLOGI AGAMA
Banyak pemimpin kristen yang tidak mampu melihat batasan ruang lingkup dan keunikan psikologi dan teologi, sehingga mereka gagal untuk untuk mengintegrasikan kedua bidang ini untuk keperluan dalam pelayanan. Mereka cenderung memakai sumbangan kedua disiplin ilmu tersebut dengan sewenang-wenang, tidak menyadari bahwa tanpa dasar integrasi yang sehat.
Dalam bab ini penulis menjabarkan hubungan antara tingkah laku agamaniah dan personality seseorang, beliau mengatakan bahwa hubungan antara tingkah laku agamaniah dengan personality hanya dapat dilihat dari warna agama secara intrinsic religion, yaitu agama yang menyatu dan tidak terpisahkan dengan kehidupan, meyakini benar kebenaran agamanya dan mencoba menerapkannya dalam praktik kehidupan yang konrit.
Dari empat mode personality yang disebutkan, tidak ada mode personality yang sempurna. Setiap orang harus sadar bahwa apa yang menjadi kebenaran Allah tidak pernah muncul dari dalam diri manusia, malah manusia harus mematikan “old nature” secara mutlak dan menyerahkan anggota tubuh kita untuk menjadi alat kebenaran. Manusia yang baru ini diperbaharui dan dituntun oleh Roh Kudus dalam semua aspek kehidupannya.
Roh Kudus yang membebaskan roh manusia dari dosa, memampukan manusia untuk memuliakan Tuhan. Walau sering sekali roh manusia tidak memiliki cukup kekuatan untuk bertahan dari dosa, mengarahkan tubuh dan jiwanya untuk memuliakan Allah karena daging terlalu lemah. Namun Roh Kudus tidak pernah berhenti bekerja dalam diri manusia tersebut, akan terus diingatkan untuk bangkit kembali dan melakukan apa yang sesuai kehendak Allah. Karena hati nurani pada orang yang tidak mengenal Allah saja dapat bekerja, apalagi Roh Kudus yang ada di dalam diri orang percaya.
Terimakasih.