Ko Dia Bisa Sekuat Itu Sih?
Dua minggu lalu aku ngobrol dengan salah satu teman yang kukenal setahun belakangan. Kami lumayan sering ngobrol hal-hal yang personal dan cukup mendalam. Jadi isi pembicaraan tidak hanya seputar film apa yang disukai, makanan enak, hobi, tapi juga masalah pribadi dan sudut pandang yang sering kali berbeda dalam berbagai konteks kehidupan #seriusamat.
Selama ini lumayan sering cerita keluarga sih, tapi ada satu bagian yang selama ini aku rada sungkan menanyakan secara detail ke dia. Tapi malam itu aku memberanikan diri bertanya dan ternyata dia juga mau cerita dengan terbuka. Sorry aku nggak bisa cerita detailnya disini karena cukup pribadi dan bukan konsumsi publik ya.
Responsku saat itu? Nangis! Aku bener-bener sedih dengar cerita dia tentang satu fakta yang sulit kupahami. Kalau aku jadi dia apa aku bisa kuat ya? Nah dia sendiri cerita cukup tenang, bukan kejadian dimana dia cerita lalu nangis bersama gitu lo. Aku doang yang nangis, dianya nggak hahaha..
Percayalah kalau lagi ngobrol sama teman aku nggak akan bawa profesi konselorku ko, semua teman akan berasa klien dong kalau bawa-bawa profesi. Ngobrol normal aja layaknya teman 🙂 Jadi nangis ya nangis aja gitu..
Lalu kami lanjut ngobrolin apa yang dia hadapi sedari kecil, yang memang nggak mudah sama sekali. Banyak penyesuaian diri yang harus dilakukan supaya tetap bertahan dan bisa hidup dengan baik. Ini bukan hal yang mudah ya, dia pasti sudah melalui begitu banyak masalah baik secara fisik, mental dan spiritual.
Setelah malam itu, kita lanjut lagi ngobrolin soal keluarga dua hari lalu setelah dia reply story instagram aku yang lagi bahas masalah yang aku hadapi di keluarga. Kita sepakat kalau semua orang tuh punya masalah masing-masing, dengan bentuk dan intensitas yang berbeda juga tentunya.
Kalau terkadang kita suka heran kenapa ya orang lain tuh bisa kuat padahal masalah yang dia hadapi rasanya runyam? Rasanya kalau aku jadi dia, bakalan hancur banget deh. Tapi percayalah, dia juga kayanya heran kenapa kamu bisa kuat dengan masalah yang kamu hadapi setiap harinya.
Kalau menurut aku, tiap orang tuh uda punya pembentukannya masing-masing dari kecil. Jadi sudah menghadapi berbagai masalah lain sebelumnya yang menjadi latihan bagi otot-otot mentalnya. Ini bukan masalah pertama yang dia hadapi, ada puluhan bahkan ratusan hal lain yang sudah berhasil dia lalui. Ketika dia terlihat kuat hari ini, bisa saja sebelumnya dia lemah dan gagal, ngga mampu menghadapi realita.
Ngadepin masalah yang mirip bahkan sama selama bertahun-tahun seringkali juga memaksa orang untuk mencari solusi, walau mungkin solusi satu-satunya adalah menerima dan berdamai dengan keadaan. Kita sebagai pihak luar yang baru mendengar masalah itu mungkin kaget, tetapi dia yang menjalani sudah berdamai dan melanjutkan kehidupan dengan lebih baik.
Proses belajar, latihan, penerimaan dan proses lainnya, telah memampukan untuk terus bertahan bahkan menjadi lebih kuat. Sehingga tantangan yang lebih berat di depan bisa dihadapi. Sepakat kalau masalah setiap orang memang berbeda tetapi kekuatan untuk menghadapinya juga berbeda-beda.
Setiap orang nggak akan diuji lebih dari kekuatan yang dia mampu tanggung, ketika diuji kita juga diberikan kekuatan yang sesuai oleh Pencipta. Tuhan juga menempatkan orang-orang untuk menjadi support system, yang terkadang keberadaannya lupa kita syukuri. Tetapi sungguh orang-orang yang tepat ini juga memberikan kelegaan di masa-masa sulit bukan?
Jadi kalau kita sering merasa bahwa hidup tidak adil, apa benar ya? Mungkin pernah iri dengan orang yang hidupnya terlihat sempurna, tetapi kita ngga pernah tau apa yang dia hadapi sebenarnya. Walau bisa jadi juga memang dia hidupnya lancar dan damai sentosa, ngga pernah ada masalah yang cukup berat untuk dihadapi. Ngga masalah juga, ada aja ko orang yang emang hidupnya lempeng aja dari lahir..
Dari lanjutan pembicaraan malam itu kami juga menyadari betapa Tuhan baik sudah melindungi dari pergaulan yang jahat dengan diberikan pertemanan dan komunitas yang positif yang juga terlibat dalam pembentukan diri menjadi lebih baik. Jadi walaupun ada kekurangan dari keluarga tidak membawa pada pilihan-pilihan yang buruk dalam hidup. Semua itu tidak terlepas dari doa orang-orang yang menyayangi kita dan berharap yang terbaik untuk masa depan.
Demikian~
13 Comments
Pingback:
Pingback:
Just Awl
Halo mbak Erika, salam kenal ya!
Hidup ini memang terlihat tidak adil, karena setiap manusia punya banyak cerita yg nggak mungkin ditampakan ke orang². Even artis ternama yg endorsenya mahal dan dimana-mana aja punya masalah sesuai dengan takarannya masing-masing, dan orang² yg hidupnya lempeng aja tanpa kesulitan pun bisa jadi itu masalah buat dia agar sadar apa yg salah dari dirinya sampai Tuhan menganugerahkan semua kebahagiaan untuk dirinya
Oh iya, aku salut dengan mbak dan teman mbak yang mau bercerita dan mendengarkan dengan seksama, mengingat rasanya susah bertemu dengan teman² di luar sana yg tulus:’))
Semoga mbak dan teman mbak sehat selalu ya✨
Erika H Sinaga
Salam Kenal mbak Awl..
Benar mbak, semua orang punya “materi belajar” yang berbeda-beda dalam kehidupan ya..
Semoga kita terus bisa belajar dari apa yang kita alami sendiri 🙂
Serius mba aku selalu menyadari bahwa relasi berkualitas itu sangat mahal dan tidak ternilai, karena sulit menemukan jenis relasi yang tulus dan saling membangun ya.. Semoga mbak Awl memilikinya dan bisa juga menjadi sahabat yang baik. Semangat mbak Awl 🙂 Semoga sehat selalu. Amin…
Thankyou so much.. <3
Navia Yu
Hey Mb, salken ya! Setuju sama kata mb, sudut pandang kita aja yang terlalu sempit dan taunya cuma peduli sama masalah diri sendiri. Kita dikasih kapasitas yang porsinya udah terukur kan ya sedari dulu-dulu dan udah ada banyak penyesuaian yang kita lakukan untuk menyelesaikannya. Trus kalo lagi ketiban banyak masalah gitu kebahagiaan dari hal terkecil tuh jadi terlihat jelas terang benderang gitu 🙂
Erika H Sinaga
Hai mbaaa.. salam kenal..
Benar mba, keterbatasan sebagai manusia 😀 Maka kalau lagi ada masalah, perlu untuk mau terbuka ke orang2 terdekat, supaya ada sudut pandang lain dan kita dibantu untuk melihat masalah dengan lebih objektif.. Kalau kita bisa lihat kebahagiaan – kebahagiaan kecil ketika banyak masalah, itu sangat baik mba.. Karena ada banyak orang juga yang sulit melihat dan merasakan itu,fokus ke masalah terus…
Ajeng Utami
Sama dengan aku waktu denger curhat atau cerita dari temen deket, berasa masalahku yang paling berat. Ternyata setiap orangpun punya masalahnya masing-masing. Tergantung dari kita, yang bisa enggak hadapin masalah tersebut. Tapi dari masalah tersebut juga buat kita semakin kuat dan dewasa
Erika H Sinaga
Iya, sudut pandang kita sempit dengan masalah sendiri mba, jadi rasanya berat banget..
Benar, kadang bisa melihat makna di balik masalah tu kalau uda berlalu ya mba, ternyata bisa menguatkan. Sehingga di hari depan, lebih siap dengan tantangan berikutnya yang lebih hebat lagi 😀
Thanks sudah mampir mba..
Maharani
Jadi inget cerita anne frank. Dia gak setuju konsep “melihat ke bawah untuk merasakan syukur”
dalam bukunya dia bilang hidup dia aja sudah susah, jadi jangan melihat ke bawah untuk bersyukur tapi nikmati setitik kebahagiaan, kenikmatan yang tersisa.
Erika H Sinaga
Setuju banget mba..tapi dalam kehidupan sehari-hari memang menemukan banyak orang yang bersyukur karena melihat orang lain lebih menderita, sebagai manusia biasa diri sendiri juga kadang tergoda untuk itu. Tapi lebih sehat kalau belajar menikmati apa yang dimiliki saat itu 🙂 Thanks ya mba jadi mengingatkan saya juga…
Siva
Betul mba , setiap orang punya jalannya masih” dan emang ga mudah tp harus tetep terus semangaaat, harus kuaat dan selalu minta pertolongan Tuhan Yang Maha Esa
Erika H Sinaga
Amin mba…tetap kuat dan terus mendekatkan diri pada Tuhan 🙂
Pingback: