The Danger of The Sin
Dosa bukanlah sebuah substansi (benda/barang), tetapi sebuah kerusakan (defect), kehilangan sesuatu yang esensial (deprivation), ketiadaan kebaikan (an absence of good), kelemahan (weakness). Ketidakseimbangan (imbalance), sama seperti kebutaan adalah kehilangan penglihatan. Dosa bukanlah hanya ketiadaan tapi kehilangan sesuatu yang esensial bagi kehidupan/ keberadaan (privation, lacking something essential to life). Kurang tampan, kurang cantik, memiliki harta sedikit, dll itu tidak dosa, tetapi tidak mensyukuri apa yang Tuhan sediakan dan percayakan adalah dosa.
Setiap manusia dalam hidupnya mungkin mengalami penderitaan. Ada dua penderitaan yaitu penderitaan karena dosa dan penderitaan karena kebenaran. Kedua penderitaan tersebut merupakan pilihan bagi manusia, apabila manusia mengikuti iblis dengan segala tipu dayanya, maka ia akan mengalami penderitaan karena dosa, sebaliknya jika ia mengikuti Allah maka ia akan mengalami penderitaan karena kebenaran. Pada dasarnya cara Allah bekerja dengan iblis memiliki perbedaan yang sangat kontras. iblis menawarkan kenikmatan di depan dan penderitaan yang tidak berkesudahan di belakangnya, sebaliknya Allah menawarkan penderitaan di depan dan kehidupan penuh kenikmatan di belakang untuk selama-lamanya. Manakah yang menjadi pilihan kita?
Pada umumnya manusia memilih untuk kompromi dengan dosa, karena dosa sangat menarik dan nikmat, toh Tuhan akan mengampuni jika sudah bertobat. Tanpa manusia sadari dosa membuat seseorang semakin tidak sensitif terhadap dosa dan semakin benci penangkal dosa sehingga semakin lama semakin terjerat dalam lingkaran dosa itu. CS Lewiss mengatakan kita jatuh dalam dosa karena kita terlalu cepat puas dengan apa yang bersifat rendah, kita settle for cheap things. Kita berdosa karena tidak mencari yang sempurna untuk memenuhi kebutuhan kita, kita jatuh dalam dosa karena kita settle for the less. Karena siapa yang dapat memahami, mencintai, mengasihi kita lebih daripada Tuhan? Namun sangat menyedihkan bahwa manusia lebih memilih dimanjakan oleh kenikmatan sesaat daripada menikmati indahnya kasih Tuhan yang tidak ternilai harganya.
Manusia juga tidak menyadari bahwa dosa tidak berhenti pada satu tindakan (hukum dosa) karena dosa bersifat sangat menyebar dan merusak (ekspansif & destruktif). Iblis memiliki strategi yang luar biasa untuk membuat kita tidak mampu keluar dari lingkaran dosa, karena lingkaran tersebut sudah sangat besar dan mengikat. Kalau kita mencoba memikirkan dosa yang biasa kita lakukan, kita akan dapat menemukan suatu pola kejatuhan dalam dosa yang terjadi berulang-ulang dan terus menerus, tanpa kita sadari menjadi hal yang biasa bagi kita dan rasanya mustahil untuk ditinggalkan. Karena dalam pola kejatuhan dalam dosa tersebut terdapat kenikmatan yang rasanya tidak dapat digantikan dengan hal lain.
Sebagai orang percaya, kita pasti sudah sering mendengar bagian Alkitab yang mengatakan: Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita (Roma 6:23). Apakah dengan membaca dan memahami nats ini otomatis membuat kita tidak melakukan dosa? Tentu tidak, sebab ikatan dosa terlalu kuat dan menarik untuk terus menerus dinikmati. Manusia sering sekali membuat janji di depan Tuhan, untuk meninggalkan dosa dan berbalik kepada kekudusan, namun kembali mengingkari janjinya dan kembali terperosok dalam lubang dosa yang lebih dalam. Mengapa begitu sulit untuk bisa bebas dari jerat dosa?
Dosa begitu menawarkan kenikmatan yang sulit untuk ditinggalkan begitu saja, dosa sangat menarik dan muncul perasaan tidak rela dalam jiwa untuk berpisah dengan segala hal yang ditawarkan oleh dosa. Siapa yang paling setia, selalu hadir dan paling memahami kita di saat kita sendiri sulit memahami diri? Dosa dan segala kenikmatannya, tidak pernah protes, selalu memuaskan kedagingan, dan setia hadir kapanpun kita mau menikmatinya. Pornografi? Narkoba? Seks bebas? Kapan ia mengecewakan kita? Ia selalu siap untuk hadir di hari terburukmu dan membangun ikatan yang sangat kuat dengan emosi dan jiwa, lalu sekarang diminta berpisah dari semuanya dan berbalik kepada Allah. Tentu ini bukanlah ide yang mudah untuk dapat dilaksanakan, akan ada perasaan rindu, kebutuhan untuk kembali menikmati sensasi yang ditawarkan oleh dosa itu yang membuat manusia tidak berdaya dan melupakan kehendak Allah.
Dominasi dan pegaruh dosa akan memimpin kepada kutukan dan kematian, berikut beberapa hukum dosa yang perlu untuk kita pahami:
Hukum Dosa 1: Tidak berhenti pada satu perbuatan (Mengikat)
Satu perbuatan dosa akan melahirkan perbuatan yang lain, yang lebih besar dan mengikat. Ketika kita mulai berbohong, semakin lama kita akan terbiasa dengan kebohongan, dan menemukan cara untuk lebih lihai lagi berbohong, sehingga kebohongan demi kebohongan akan menjadi kebutuhan yang sangat besar dari diri kita. Mau kembali? Tentu sangat sulit.
Pertama sekali kita melakukan dosa tertentu, nurani kita pasti sangat menghakimi kita, jantung sangat berdebar, lama kelamaan biasa saja. Nurani rasanya mati dan tidak memiliki kuasa lagi atas diri kita. Kita perlu menyadari kalau Tuhan masih memukul dan menghajar kita, artinya Tuhan masih menganggap kita anak, tetapi ketika Tuhan sudah mendiamkan berarti Tuhan sudah sangat marah kepada kita.
Hukum Dosa 2:Tidak berhenti pada satu kenikmatan (Membius)
Dosa itu sesuatu yang rasanya sangat nikmat sehingga sulit ditinggalkan, dosa itu enak di depan, tidak enak di belakang.dosa itu nikmat, memberi kenyamanan, memberi keamanan, tapi bersifat sementara. Setelahnya kita harus kembali pada realita hidup.
Misalkan saja Anda mengalami beban berat dalam hubungan suami istri yang tidak harmonis, lalu Anda mulai chatting dengan wanita atau pria di media sosial Anda, dan menikmati keintiman selain dengan istri. Perasaan bahagia akan mengantar Anda pada keinginan untuk bertemu, untuk sekedar berbicara dan menikmati waktu bersama. Kondisi ini tidak berhenti disitu saja, semakin merasa dekat Anda akan menginginkan lebih, sampai hubungan seks dengan seseorang yang bukan istri/suami Anda. Anda tidak merencanakan sampai sejauh ini bukan? Hanya sekedar iseng mencari teman berbicara, tetapi berakhir pada perselingkuhan yang menghancurkan keluarga dan reputasi Anda.
Menjadi pengikut Kristus di dunia memang penuh dengan penderitaan, karena harus menyangkali diri sedemikian rupa. Kalau kita menjadi pengikut Kristus di dunia dan tidak menderita, itu adalah hal yanganeh. Kalau dunia tidak menolakmu dan mengucilkanmu karena kebenaran, itu adalah hal yang aneh. Jangan-jangan kita terlalu banyak memikirkan kefanaan dibandingkan kebenaran.
Apakah ada dosa yang tidak disadari? Ada. Tuhan sengaja tidak membukakan seluruh dosa kita sekaligus, karena kita tidak sanggup menanggungnya. Tuhan itu baik dan mengasihi, Ia membukakan satu persatu sehingga hati kita hancur tetapi kita kembali semakin mengenal siapa diri kita. Ketika Tuhan bukakan dan kita tidak mau bertobat, maka kita akan berhenti bertumbuh karena terhambat dalam satu posisi, fiksasi dalam satu bagian dosa. Biarlah Tuhan membukakan kelemahan kita, jangan rendah diri tapi rendah hati. Kalau Tuhan membukakan, Tuhan sedang concern dengan kita dan mengajak kita untuk memperbaiki diri.
Banyak orang yang sulit memperbaiki diri karena tidak teachable, padahal Tuhan membukakan kekurangan kita karena Ia sayang kepada kita. Ia ingin memakai kita dengan angle yang berbeda..
Hukum Dosa 3: Tidak Berhenti pada Satu Korban (Menjalar)
Contoh: Daud, dosa diawali ketika dia menjadi Raja tetapi dia tidak ikut berperang. Untuk itulah dia menjadi raja, tetapi dia tidak menjalankan fungsi sebagai raja, malah malas-malasan. Dari dosa pertama malas-malasan , menjalar pada dosa yang lain. Dia menikmati suasana balkon dan istana, lalu melihat Betsyeba sedang mandi. Dia mencaritau tentang Betsyeba, dan menemukan info bahwa Betsyeba adalah istri Uria, yang sangat setia terhadap dirinya. Tapi info itu tidak mempengaruhi niatnya, dia memperkosa Betsyeba. Setelah tau bahwa Betsyeba hamil, dia melakukan penipuan dengan memanggil Uria tetapi tidak berhasil membuat Uria masuk ke rumahnya sendiri, untuk bermalam sehingga Betsyeba hamil seolah-olah karena bersetubuh dengan suaminya. Lalu Daud merancang pembunuhan Uria dengan membuat dia berada di paling depan perang dan membunuhnya secara halus. Dia mengambil Betsyeba menjadi istri seolah dia pahlawan karena mengambil istri Uria yang sudah mati dalam perang.
Ada banyak korban dalam dosa Daud, korbannya adalah dirinya sendiri, Uria dan ratusan prajurit bersamanya, dan Betsyeba. Dari kisah ini kita bisa belajar bahwa Dosa itu costnya sangat tinggi, menghabiskan banyak nyawa yang tidak ada hubungannya dengan dosa kita. Sangat mengerikan bukan?
Semoga dengan memahami hukum dosa di atas, kita akan semakin menyadari bahwa akibat dosa sangatlah berbahaya dan menjerat kita semakin hari semakin kuat. Jangan menganggap remeh iblis, tapi juga jangan terlalu meninggikan iblis. Iblis bisa dikalahkan oleh kita, tapi kita juga bisa dikalahkan oleh iblis. Sikap yang benar adalah dengan semakin mendekatkan diri kepada Allah sang pemilik hidup, sehingga dosa kehilangan daya tariknya. Tanpa kedekatan dan pergaulan intim dengan Allah yang jauh nikmat dari dosa, manusia tidak akan mampu untuk meninggalkan jerat dosa.
Masalah-masalah dalam kehidupan adalah real. Tetapi ketika kita memiliki Tuhan namun memilih untuk tidak berperang, kita hanya faking good dan merohanikan segala sesuatu dan tidak berperang melawan dosa, melawan kedagingan dan menyerah dengan tuntutan kehidupan. Harusnya kita mau bertransformasi menjadi baru dan melakukan sesuatu untuk melawan dosa. Overcome evil with good, not without doing anything/abstinance.