Believer,  Personal Stories,  Single Woman 101

Letter To My Godly Man *5

Jakarta, 28 Desember 2015

Syalom Abang,
Tak terasa sudah empat bulan lamanya aku tiba di kota ini, memulai kehidupan yang baru dan suasana yang baru. Artinya sudah empat bulan pula lamanya kita tinggal di satu daerah yang sama, dengan jarak yang tak lagi berarti dan menyulitkan kita berdua. Aku sangat bersyukur dengan semua rencana Tuhan yang Dia atur sedemikian rupa untuk kita jalani dengan baik.

Berada di satu kota yang sama denganmu, membuatku dapat mengenalimu lebih dalam,  dan menikmati kebersamaan yang lebih konkret. Sekaligus belajar banyak hal untuk saling menyesuaikan diri, sehingga kita dapat terus berjalan bersama. Kau belajar memahamiku yang sedang belajar bergantung kepadamu, belajar bermanja dan tidak selalu mandiri sehingga engkau merasa tidak dibutuhkan.

Aku merasakan dukungan yang luar biasa darimu, dalam kondisiku yang tidak bisa dikatakan mudah, engkau berusaha ada. Terimakasih untuk selalu mendukung keputusan-keputusanku, selalu percaya bahwa Erika bisa, Erika mampu, Erika hebat, tanpa perlu terlihat berlebihan, terimakasih untuk selalu meyakinkanku melakukan apapun asal serius, dan tidak pernah enggan untuk memgenalkanku ke teman-temanmu.

Aku wanita dengan sejuta impian, yang berani beresiko dan mundur beberapa langkah untuk lompatan yang lebih jauh, uniknya dirimu selalu percaya bahwa keputusanku adalah yang terbaik, dengan saran-saranmu yang positif semakin membuatku yakin untuk terus maju.

Aku bersyukur sekali ketika aku nggak perlu menjadi diri yang lain ketika bersamamu, aku cukup menjadi diriku dengan versi yang lebih baik. Aku bersyukur ketika engkau menegurku untuk kekurangan yang kumiliki, dan aku mampu menangkap dengan baik pesan yang ingin kau sampaikan. Kau rindu aku lebih baik dan berubah..

Aku merasa diberkati dan bertumbuh melalui hubungan yang kita jalani, saling menopang dalam doa, menegur dengan kasih, mendukung setiap impian pribadi dan impian bersama, saling mengaku dosa, bahkan menangis bersama dalam pergumulan kita. Apa yang kuimpikan dalam sebuah hubungan aku dapat menikmatinya bersamamu. Terimakasih sayang..

Masih panjang perjalanan yang harus kita jalani, dalam perencanaan kita ke depan untuk masing-masing melanjutkan studi, membuat kita banyak menunda rencana ke depan. Kita meyakini panggilan masing-masing, dan studi adalah salah satu cara memenuhi panggilan Tuhan, untuk mempersiapkan diri.
Tuhan pasti menolong kita untuk menyediakan kampus terbaik, kecukupan dana, dan kemampuan untuk menyelesaikan studi.

Keep pray for us <3

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *