Personal Stories
-
Kehidupan Setelah Lahir Baru
Sejak semula Allah menciptakan manusia dengan sebuah tujuan yang besar, lalu kejatuhan manusia ke dalam dosa telah merusak hubungan Allah dengan manusia. Namun Allah tidak tinggal diam, tujuan dan rencana Allah harus terus berjalan. Allah berinisiatif untuk membebaskan manusia dari jerat dosa melalui karya keselamatan oleh Yesus Kristus. Usaha manusia tidak dapat mendamaikan kita dengan Allah, karena kita tidak sanggup untuk mengetahui apa yang Tuhan inginkan, penebusan harus datangnya dari Tuhan. Setelah manusia dilepas dan ditebus tidak ada lagi yang berhak atas seseorang yang ditebus oleh Allah, sekalipun kita manusia jatuh ke dalam dosa setelah diselamatkan, keselamatan itu tidak akan hilang lagi. Apakah keselamatan tergantung kepada orang yang diselamatkan? Tentu…
-
The Danger of The Sin
Dosa bukanlah sebuah substansi (benda/barang), tetapi sebuah kerusakan (defect), kehilangan sesuatu yang esensial (deprivation), ketiadaan kebaikan (an absence of good), kelemahan (weakness). Ketidakseimbangan (imbalance), sama seperti kebutaan adalah kehilangan penglihatan. Dosa bukanlah hanya ketiadaan tapi kehilangan sesuatu yang esensial bagi kehidupan/ keberadaan (privation, lacking something essential to life). Kurang tampan, kurang cantik, memiliki harta sedikit, dll itu tidak dosa, tetapi tidak mensyukuri apa yang Tuhan sediakan dan percayakan adalah dosa. Setiap manusia dalam hidupnya mungkin mengalami penderitaan. Ada dua penderitaan yaitu penderitaan karena dosa dan penderitaan karena kebenaran. Kedua penderitaan tersebut merupakan pilihan bagi manusia, apabila manusia mengikuti iblis dengan segala tipu dayanya, maka ia akan mengalami penderitaan karena dosa,…
-
Pentingnya Pemahaman Imago Dei dalam Proses Menjadi Diri Sendiri yang Autentik
Sejak kecil saya sering sekali penasaran dengan isi pikiran dan perasaan orang lain yang sejujurnya, karena dalam interaksi sosial yang saya rasakan, sering sekali kita tidak tidak tampil apa adanya. Selalu berusaha tampil lebih baik, menutupi kekurangan diri, bersifat manipulatif dalam berteman, dan hidup dalam imajinasi karena kehidupan nyata tidak sesuai harapan. Sampai-sampai saya sering berkhayal kalau kacamata minus yang saya gunakan setiap hari memiliki kemampuan untuk menerawang jauh ke dalam pikiran dan perasaan orang lain, supaya lebih nyata dan jujur. Kita memang hidup di zaman dengan tuntutan hidup yang semakin tinggi yang tidak jarang kita ciptakan sendiri. Era digital tanpa sadar mengajarkan kita untuk bersifat manipulatif, menampilkan diri sebaik-baiknya,…
-
Jangan Melupakan Tuhan dalam Perencanaan ( Yakobus 4:13-17)
Dalam menjalani kehidupan kita sering membuat perencanaan mengenai hal-hal yang akan kita lakukan ke depan, yang tak jarang menimbulkan pertanyaan dalam diri kita, apakah rencana yang kita buat ini sesuai dengan kehendakNya Tuhan? Apa betul rencana-rencana ini untuk kemuliaan Tuhan? Atau malah sebaliknya? Menjadi kepentingan diri saya sendiri dan dunia ini? Memang membutuhkan perenungan dalam diri kita dengan Tuhan untuk mengetahui akan hal ini. Perikop ini berbicara mengenai suatu perencanaan yang pada umumnya dibuat oleh seseorang dalam menjalani kehidupannya, karena setiap orang ingin berhasil dan jauh dari kegagalan. Manusia juga tidak bergerak dengan insting, namun akal budi dan pikiran sehingga membutuhkan perencanaan hidup. Oleh karena itu secara praktis bagian…
-
Retreat STTRI 2017 – God Gives Us Stories
Pertanyaan paling keras yang selalu muncul dalam hati dan pikiran selama retreat dan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk aku bisa menjawabnya “Apa aku mau untuk meninggalkan kenyamanan dosa untuk hidup kudus dan benar di hadapan Tuhan?” Aku merasa sangat sulit untuk menjawab pertanyaan ini bukan tanpa alasan, aku mengingat selama 12 tahun aku mengenal Tuhan secara pribadi, sudah sangat banyak komitmen yang kuambil, namun aku mendapati diriku sering gagal untuk menghidupinya, jatuh dan jatuh kembali. Aku tidak mau kembali berjanji dan dengan mudah menyakiti hati Tuhan. Aku sangat menikmati setiap sesi dalam retreat ini, namun hatiku sering sibuk di kala itu, di setiap kesempatan perenungan pikiran dan hatiku sibuk…
-
Letter To My Godly Man *5
Jakarta, 28 Desember 2015 Syalom Abang, Tak terasa sudah empat bulan lamanya aku tiba di kota ini, memulai kehidupan yang baru dan suasana yang baru. Artinya sudah empat bulan pula lamanya kita tinggal di satu daerah yang sama, dengan jarak yang tak lagi berarti dan menyulitkan kita berdua. Aku sangat bersyukur dengan semua rencana Tuhan yang Dia atur sedemikian rupa untuk kita jalani dengan baik. Berada di satu kota yang sama denganmu, membuatku dapat mengenalimu lebih dalam, dan menikmati kebersamaan yang lebih konkret. Sekaligus belajar banyak hal untuk saling menyesuaikan diri, sehingga kita dapat terus berjalan bersama. Kau belajar memahamiku yang sedang belajar bergantung kepadamu, belajar bermanja dan tidak selalu mandiri sehingga engkau merasa tidak dibutuhkan. Aku merasakan…
-
PERSONAL CHARACTERISTIC OF THE COUNSELOR : SELF UNDERSTANDING
Gary Collins mengatakan bahwa salah satu karakteristik yang sangat penting yang harus dimiliki oleh seorang konselor adalah self understanding. Collins mengatakan: When we have unrecognized hostility, insecurity, unusual sexual urges, strong needs for acceptance, or other “hangups,” these can come out in counseling and interfere with our ability to help others. It it true, that religious counselors tend to be highly ambitious, overly impressed with the importance of their work, inclined to condemn and ill-at-ease in knowing how to handle their own sex urges, then we must guard against forcing these characteristics upon others. Saya setuju dengan pernyataan Collins di atas, bahwa di dalam diri seorang konselor harus terdapat pemahaman…
-
Jawaban dan Titik Cerah di 2016
Sorry to say, ini postingan uda mandek di draft berbulan-bulan. Sejak kerja dan kuliah benar-benar terkuras waktu dan tenaga, ga sempat nge-blog..huhuhu Selama beberapa bulan berada di Jakarta, salah satu beban besarku adalah mencari pekerjaan yang sesuai. Ada banyak faktor yang membuatku mempertimbangkan sebuah pekerjaan, antara lain kesesuain dengan latarbelakang pendidikan, kesesuain dengan panggilan hidup, kesesuaian dengan jadwal kuliah nantinya dan kesesuaian salary tentunya. Banyangin saja, mau cari kerjaan tanpa membubuhi berbagai macam syarat saja susah, nah saya kepedean banget bikin banyak syarat untuk pekerjaan saya nantinya. Sebenarnya bukan tanpa alasan, tapi jujur aja saya lagi galau berat masa itu. Ada banyak ketidakpastian yang harus saya lalui. Boleh baca di…
-
Masa Bertanya Kembali
Baca-baca coretan di lappy, kayanya ga masalah kalau di post. Jadi teringat masa-masa penuh kegalauan beberapa bulan lalu. Di post berikutnya aku akan cerita pergumulan yang sudah dijawab Tuhan. 🙂 Jakarta, 16 Sep 2015 Aku berada di persimpangan yang membingungkan, apakah aku harus berjalan lurus, ataukah berbelok kekanan atau ke kiri. Seperti yang pernah aku tuliskan sebelumnya, April 2014 aku meyakini panggilan hidupku sebagai seorang konselor, dan di perjalanan sebagai seorang konselor sekolah aku meyakini panggilanku sebagai seorang konselor Kristen. Aku mengalami dan merasakan benar tuntunan Tuhan langkah demi langkah, karena Dia tidak memberikan kejelasan akan langkah yang terlalu jauh. Satu hal yang pasti, ketika aku terus berjalan sesuai…
-
Trust His Heart
Jakarta, 30 September 2015 Sudah satu bulan aku berada di Ibukota, Jakarta. Ga perna kebayang sebelumnya harus berada disini dan menghindari untuk menetap disini. Namun langkah kaki akhirnya mengarah kesini. Selama satu bulan berada disini, sungguh merasakan kebaikan Tuhan, walaupun aku pada awalnya merasa kecewa karena menjadi korban PHP satu sekolah yang menguatkanku untuk berangkat kesini, namun apa daya, prioritas membuatku terlambat berada disini. Sehingga pekerjaan itu diberikan kepada orang lain. Ga masalah, mungkin ini cara Tuhan untuk mengarahkanku kepada rencana yang lain yang lebih baik. Kehidupan Jakarta ternyata tidak seruwet yang aku bayangkan, walaupun pada tahun 2013 aku pernah kesini, namun ceritanya tentu berbeda jikalau harus menetap disini. Memang semuanya jadi berasa lebih mudah…